Novel karya AliaZalea is the one of best damn novel in the world that I like. Jadi ceritanya itu tentang si Adri yang ga bisa move on dari temen smpnya, Baron. Akhirnya dia ketemu Baron yang mau tunangan. Kehadiran Adri di kehidupan Baron membuat Baron ingin membatalkan tunangannya. Adri mencoba melupakan Baron ditemani oleh Ervin, teman kantor sekaligus sahabat Adri. Adri pun stress, sampai akhirnya hamil. Gimana ceritanya? Baca aja sendiri wkwk.
Nah, ada bagian yang gue suka sampe mau jerit-jerit. Ini dia kutipan-kutipan dari novel Miss Pesimis yang gue suka, kocak, menyentuh, atau nyesek :
- Tapi Ervin tidak mendengarkanku dan memutar tubuhku sehingga bagian bajuku yang masih terbuka menghadapnya. Dia kemudian menarikku ke arah tempat tidur sebelum kemudian dia duduk di ujung tempat tidur itu dan menghadapku. “Whoa... nice underwear,” ucapnya
- Aku bergegas masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower dengan air dingin lalu duduk di bawahnya sampai semua bajuku basah. Aku mencoba menangis dengan mengeluarkan air mata, tapi tidak ada setetes pun yang keluar. Dan itu semakin membuatku sengsara. Dadaku sudah mau meledak.
- “Dri, elo nangis?” tanya Ervin pelan. Dan entah karena suaranya atau nadanya, aku langsung menangis tersedu-sedu. Semua kekecewaanku bisa kutumpahkan. Ervin hanya memelukku dengan sabar. “It’s okay, it’s okay... I’m here... I’m here....” Itu saja yang perlu dia katakan dan aku menangis semakin keras. Selama beberapa menit dia hanya terdiam dan tetap memelukku. Aku juga tidak mampu melepaskan cengkeramanku di bahunya. Untuk pertama kalinya aku merasa terlindungi oleh Ervin. Ervin yang sempat membuatku menangis tersedu-sedu kemarin malam.
- “Can I do it?” tanya Ervin sambil mendekatkan dirinya padaku. Aku mundur selangkah dan punggungku menabrak dinding. “Do what?” tanyaku bingung. “Making-out sama elo.” Aku terdiam sesaat, mencoba mencerna kata-katanya.
- “Lo memang lagi...” Ervin terdiam sejenak, keningnya berkerut seperti sedang mencoba untuk mencari kata yang tepat. Lalu “...dalam tahap penyembuhan, tapi bukan begini caranya,” lanjutnya masih tetap terdengar tenang. “Oh ya? Kalau lo tahu cara lain yang punya efek lebih cepat, lo bilang ke gue. Tapi untuk saat sekarang gue perlu have a one night stand before the New Year, okay.” Ervin membuang botol kosong yang digenggamnya dan berjalan ke arahku, wajahnya sangar. Matanya berapi-api.
- “Dri!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Ervin, membuat langkahku terhenti karena kaget dan berbalik menatapnya. “Do you really want to do this?” tanyanya, nadanya melembut. Dari matanya kulihat bahwa dia sedang mencoba untuk memahami keadaanku. Aku mengangguk. “Lo yakin lo siap?” Dia memandangiku dari seberang ruangan. Sekali lagi nadanya lembut, tapi kini terdengar putus asa. Aku lagi-lagi mengangguk. Ervin menarik napas panjang. Aku pun melakukan hal yang sama. Aku bersyukur akhirnya dia bisa mengerti keadaanku. Aku tersenyum padanya. “Tutup pintunya,” ucapnya pelan. “Hah?” What the hell??? teriakku dalam hati. “Tutup pintunya, kalau lo memang siap untuk seks. Lo harus mulai dari gue. Gue aman, Dri.”
- “Tapi, kalau ternyata dia tidak menginginkanku, bagaimana?” “Cari laki-laki lain yang menginginkanmu. Kamu ini cantik, tahu. Kamu pintar, mandiri, dan tidak mau diremehkan orang. Kamu pasti bisa.”
- “You bloody wanker, you knocked a girl up and you left?” teriak wanita itu dengan aksen seperti orang Inggris.
- “Hamil? Elo hamil? Lo bilang lo sudah minum...” Aku tidak sanggup untuk mendengar apa lagi yang mau dikatakannya. HP langsung kumatikan karena aku tahu dia akan mencoba menghubungiku lagi.
- “Rumah? Rumah siapaaaaaa?” teriakku. “Rumah kita,” jawab Ervin tidak kalah keras.
- “Gue sudah beli rumah, surat-suratnya masih perlu diselesaikan tapi pada dasarnya rumah itu sudah milik gue. Gue sudah tukar-tambah mobil gue sama SUV supaya lebih nyaman untuk Scarlett.” Kini nadanya Ervin sedikit lebih pasti ketika mengucapkan nama Scarlett.
- “Lo jual mobil lo?” Ervin mengangguk. Dia tidak mencoba menyentuhku sama sekali. “You’re right, as always, M3 gue nggak bisa untuk bawa bayi,” ucapnya. “Tapi lo cinta sama M3 lo.” Perlahan-lahan es yang menutupi hatiku cair. “Tapi gue lebih cinta elo, Dri. Mobil ada gantinya, tapi elo... lo nggak ada gantinya.”
- “Hey... baby, it’s okay, daddy’s here,” ucapnya. Aku hampir mau pingsan ketika mendengar kata-kata itu.
- “Kalau kamu mau mandi juga, masuk saja, shower-nya besar kok,” teriaknya.
- “Oh... itu... mmmmhhhhh... aku suka... eerrr... kangen sama bau kamu. Sori, bukan maksud aku untuk ngembat, tapi sayangnya kamu nggak bisa aku bawa ke Cincinnati, jadi aku bawa lotion kamu saja,” ucap Ervin dengan wajah agak-agak bersalah.
Gimana? Penasaran kan? Baca novelnya dong. Wkwk
hiyaaaaaaa sama bangeeett..
BalasHapussemua point di atas juga adegan favoritku yang bikin deg deg serrr ahahhaha